Langsung ke konten utama

MISTERI BANDENG BERDARAH



             

Awalnya agak ragu menceritakan kisah ini. Ini bukan kisah tentang semangat, motivasi, kegembiraan dan senyuman seperti biasanya. Ini kisah horror yang mencekam dan menakutkan. Penuh ketegangan dan misteri yang bisa bikin bulu kuduk berdiri. Cerita kelam ekskul hoki dari masa silam. Tapi kejadian yang telah terlupakan itu akan diceritakan kembali agar kalian mengerti ekskul hoki yang sebenarnya.

Kejadian ini terjadi Sabtu, 24 Maret 2012. Mas Fajar, pelatih ekskul hoki mengajak anak-anak pergi ke ekowisata mangrove di wonorejo. Kegiatan seperti ini juga penting untung menyatukan hati anggota, kekompakan dan kebersamaan. Anak-anak antusias dan semangat untuk berangkat, tapi mereka belum tau akan petaka yang akan menyambut mereka di sana.

Anak-anak berkumpul dulu di sekolah sekitar jam 8 pagi lalu berangkat bersama-sama ke lokasi. Mereka mengendarai motor masing-masing. Ternyata tempatnya tidak begitu jauh. Hanya butuh sekitar setengah jam untuk sampai. Oh iya, jumlah mereka 13 orang. Angka yang seharusnya mereka anggap sebagai pertanda.

Eko wisata mangrove adalah tempat wisata dimana warga sipil bisa menikmati mangrove yang tumbuh di hilir sungai yang dekat laut. Kegiatan yang bisa dilakukan adalah menaiki perahu dari sungai hingga mencapai laut lalu. Ada juga jalur untuk jalan kaki di samping sungai. Sampai saat ini belum ada korban jiwa di sana.

Sesampainya di sana, mereka mereka melihat loket untuk menaiki perahu. Mungkin para pembaca mulai berspekulasi tentang petaka yang akan menimpa mereka. Apakah mereka akan menaiki perahu dan tenggelam di laut lepas? Tidak, mereka tidak menaiki perahu karena mereka lebih memilih berjalan menyusuri hutan mangrove (sebenernya karena naik perahu terlalu mahal).

Secara mengejutkan banyak orang yang menyusuri jalur pinggir sungai ini. jalur berupa jembatan kayu di sepanjang sisi sungai yang lebarnya sekitar 4 meter. Dibangun dengan cukup baik, sepertinya pengelola memang serius mengembangkan wisata di sini.

Anak-anak beriringan menyusuri jalur ini. banyak kelompok orang seperti mereka yang datang ke sini. Lebih banyak lagi pasangagn muda-mudi yang bikin iri. Bahkan ada beberapa foto model yang sedang di poto di sini.

Tanpa mengetahui takdir gelap yang menanti mereka, anak-anak berjalan dengan hati yang riang. Cuaca tampak cerah tanpa awan hingga mereka pun tidak curiga. Keadaan tampak normal dan sepertinya ini akan jadi hari yang sempurna. Begitu pikir mereka...

Ketiga belas anak hoki ini terus melangkahkan kaki hingga tampaknya mencapai ujung jalur ini. tidak begitu jauh tapi juga tidak dekat.beberapa orang banyak yang kembali ketika mencapai ujung jalan. ketika anak-anak berdiri di ujung jalur kayu, mereka melihat jalan setapak yang bisa membawa mereka lebih jauh. Tapi jalan setapak itu dipisahkan oleh saluran air kecil. Jarak kedua jalur itu sekitar dua meter. Bisa saja memaksakan jalan tapi akan membuat basah mata kaki.

Bukan anak hoki namanya kalau mereka menyerah dan kembali. Mereka bertekad kuat dan menggunakan segenap akal-akal bulus untuk menghadapi tantangan. Di sana ada tong sampah yang terbuat dari drum besi dan fakhri punya ide untuk menjadikannya jembatan. Fakhri mengangkat tong sampah itu lalu ia balikkan dan di taruh di saluran air sebagai pijakan anak-anak untuk menyebrang. Ide fakhri berhasil. Tapi kalau saja fakhri tidak melakukan itu, insiden berdarah yang menantinya tidak akan terjadi...

 

(Fakhri menggunakan tong sampah untuk jembatan)


Anak-anak hoki menyusuri jalan setapak itu. tampak tambak-tambak terbentang sepanjang mata memandang. Tidak ada orang lain selain mereka. Ini seperti perjalanan eksklusif hanya untuk anak-anak hoki.

Karena sedari tadi tidak ada hal lain selain tambak, mereka memutuskan berhenti dan kembali. Tapi sebelum itu mereka duduk-duduk di bawah sebatang pohon berteduh dari teriknya sang mentari.

Agak lama mereka menikmati waktu di kerindangan. Lalu ada sepasang kekasih melewati mereka dan melanjutkan perjalanan lebih jauh hanya berdua. Saat itu mereka tidak curiga. Pasangan itu terus berjalan hingga hilang dari pandangan. Sekali lagi, mereka tidak curiga.

Tapi agak lama pasangan itu kembali. Pasangan itu mendekati dan berbicara dengan anak-anak hoki yang berteduh. Mereka bilang kalau di depan sudah dekat dengan lepas pantai dan mereka bisa melihat laut. Anak-anak tertarik dan pergi bersama-sama dengan tujuan yang baru: laut.

 

Mereka mulai menyusuri jalan setapak lagi. Manit demi menit berganti tapi yang mereka lihat hanya tambak di sisi kanan dan kiri. Jam demi jam berlalu dan tanda-tanda laut tidak terasa. Hari demi hari berganti... eh gak sampe berhari-hari deng, tapi rasanya memang lama sekali. Anak-anak yang ada di barisan paling belakang pun mengobrol untuk menghilangkan kebosanan.



Bro fay:gak nyampe-nyampe, jangan-jangan kita salah jalan.

Mas Eko: kayaknya dua orang tadi juga gak bener-bener yakin jalan ini bisa sampe laut. Makanya tadi ngajak kita biar kalo tersesat rame-reme. Mungkin cuma pernah denger aja kalo jalan bisa sampe laut.

Bro Fay: jangan keras-keras, kedengeran mereka gimana?

Mas Eko: mereka kan jauh di depan. Tapi dari tadi banyak pertigaan dan jalannya mulai kayak hutan-hutan.

Dany: tapi asik juga kok jalan-jalan kayak gini menikmati pemandangan.

Wiendy: Haduh Bro masih jauh ya.

Bro Fay: tapi kalo diliat dari situasi sekarang, ini situasi yang cocok untuk cerita horror. Mungkin setelah ini ada kejadian yang menakutkan.

Wiendy: aduh Bro Fay ngomong apa sih *ketakutan

Bro Fay: bisa aja kan kedua orang tadi sengaja ngajak kita ketempat terpencil terus dibunuh. Atau nanti ada monster yang menerror dan membunuh kita satu per satu. Ato mungkin juga pelakunya diantara kita, siapa tau ada yang punya dendam.

Mas Eko: Bro Fay mulai alay deh.

Dari tambak di samping mereka memang terdengar suara sesuatu yang membelah air dengan cepat. Srutt.

Bro Fay: tuh kalian denger gak? Jangan-jangan itu makhluk yang bakal membunuh kita satu per satu dan tanpa kita sadari anggota kita mulai berkurang.

Wiendy: Aduh Bro Fay apaan sih.

Eko: itu kan cuma bandeng Bro.

Bro Fay: cuma bandeng atau bisa juga siluman bandeng.

Mas Eko: kenapa silumannya gak keren... siluman bandeng.

Bro Fay: dan cerita horror kita ini judulnya MISTERI BANDENG BERDARAH. Aku pernah liat dulu judul film horror misteri hotel berdarah. Terus aku mikir, sebenernya apapun kalo ditambahi misteri dan berdarah bisa jadi judul film horror. Misalnya pohon. Kan gak serem tuh pohon, tapi kalo jadi misteri pohon berdarah jadi serem. Misteri sepatu berdarah, misteri sempak berdarah, misteri kursi berdarah, semua bisa. Dan kalo ini cerita horror, biasanya yang jadi korban pertama adalah orang yang paling belakang.

Wiendy: aku dong Bro? *langsung maju ke depan.

Bro Fay: atau orang yang paling gak percaya atau yang paling skeptis. Mungkin kamu korban pertamanya ko *ngeliat ke eko. Atau orang yang paling banyak ngomong. aku dong. Atau kamu Dan, orang yang paling gak mencurigakan. Atau orang yang paling ketakutan, hati-hati Win.

Wiendy: aku kan udah maju, bukan orang yang paling belakang lagi Bro!

 (Dany, Wiendy(ketutupan), Mas Eko(sadar kamera) dan Bro Fay (yang moto) di barisan belakang dan mulai mengembangkan teori-teori horror. sedang baca papan yang karatan, jangan-jangan tulisannya: desa terkutuk. hiii serem)



Setelah lama berjalan mereka sampai di sebuah gubuk yang sepertinya dulu restoran tempat lesehan. Pasangan tadi melanjutkan perjalanan sementara anak-anak bersantai-santai. Anak-anak cukup lama bersantai-santai. Pasangan tadi sampai sudah kembali lagi lalu pulang.

Di gubuk itu berada di pinggir tambak. Dan ada rakit dekat mereka. Beberapa anak-anak nekat turun dan menaiki rakit. Tapi sepertinya kurang aman. Akhirnya mereka naik lagi. Tapi tidak dengan fakhri. 

Fakhri menaiki rakit sendiri dan bergerak menjauhi gubuk. Ketika akan kembali ia agak kesulitan. Anak-anak ramai memperhatikan fakhri dengan kelakuan ajaibnya itu. tapi ketika sudah dekat... tiba-tiba....

Tiba-tiba...

TIBA-TIBA...

Tiba-tiba insiden itu terjadi. Insiden berdarah itu terjadi.

Entah bagaimana tangan kanan Fakhri masuk di sela-sela bambu. Terjebak dan tidak bisa keluar. “hei tolong hei!”. Padahal ia ada di tambak dan bisa jatuh atau tenggelam kapan saja. Melihat kejadian itu anak-anak meledak tawanya sejadi-jadinya. Huakakakakakakak. Bagaimana bisa....




 (Fakhri tangannya kejepit)

 (anak-anak ngetawain kebodohan Fakhri)



Tapi akhirnya Fakhri selamat walau tangannya sedikit terluka dan berdarah. Darahnya juga gak banyak kok. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan. Ternyata sudah dekat. Dan mereka pun melihat laut lepas!




kebersamaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyerah

Aku ingin menyerah. Tapi setelah sekian lama menjadi "fay on fire", memilih untuk menyerah sama sekali tidak mudah. Percayalah... aku ingin sekali bisa pasrah dan menerima bahwa aku payah. Pada dasarnya aku ini orang gak berguna yang gak bisa apa-apa. berpenampilan buruk, pola pikir aneh dan anti sosial. (ya ampun! ngeri banget ya? aku aja jijik sendiri). Krisis kepercayaan diri akut. Sampai suatu ketika aku memutuskan untuk mencoba untuk berpura-pura menjadi seseorang yang benar-benar berbeda: Fay on Fire. Sosok yang penuh percaya diri, positif dan senang berteman. (walau agak bodoh, malu-maluin dan ceroboh). walau pura-pura, lama-lama terbiasa dan menikmatinya. tapi setelah sekian lama, usaha untuk merubah diri tidak memberikan hasil berarti. Tidak pernah mencapai hal-hal hebat yang bisa dibanggakan. Banyak hal terjadi yang sangat aku syukuri. Tapi tetap saja tidak cukup baik. selama ini aku terlalu membanggakan hal-hal kecil yang kucapai padahal kalau dipikir...

Caca Kecetit

08-09-14             Hari senin kita latihan. Tapi latihannya gak bisa di dalem GOR soalnya GOR disewa sama puslatcab voli. Jadi kita latihan fisik di Parkiran mobil di depan GOR. Jangan khawatir, yang latihan banyak kok.             Tapi waktu jogging keliling parkiran mobil bareng anak-anak Caca merasakan sakit yang perlahan menjalar di tengkuknya. Ia memegangi bagian belakang lehernya itu lalu memijatnya. Tapi rasa sakitnya tidak mau hilang. Sepertinya ototnya kram. Akhirnya Caca terus jogging sambil memegang tengkuknya.             Setelah selesai jogging rasa sakit di tengkuk Caca masih ada.             “Caca kenapa?” teman-teman yang lain duduk mengitari Caca karena khawatir.             “Nggak apa-apa kok,” Ca...

nonton futsal

walopun jabatan gue manager tapi setiap latihan gue merangkap jadi pelatih. soalnya pelatih aslinya sibuk. Tapi masalahnya anak-anak hoki agak susah diatur, mungkin karena gaya melatihku yang terkesan seperti bermain-main. motoku kan teman bermain dan belajar. kebetulan hari ini teman seangkatan gue yang anak hoki jg dateng. Langsung aja dia aku suruh jadi pelatih. dia itu temen seperjuangan gue di hoki. Waktu kita kelas 2 sma kita salah satu anggota pertama hoki. Jadi inget masa-masa muda gue. sekarang dia jadi atlet dan berkarir di hoki (di universitasnya emang ada ukm hoki), udah ikut berbagai kejuaraan dimana-mana. Bandung, Jakarta, Bali, semua dia kunjungi berkat hoki. Nah, olahraga hoki bukan olahraga yang bisa dipandang dengan sebelah mata kan?! ini gambar2 latihannya:   mereka bukan lagi bereantem, tapi lagi pemanasan   latihan game setting ada alasannya kenapa para anggota cewe gak ikut latihan. karena mereka siap2 ikut kejuaraan futsal. Kok anak hoki ikut ...