Langsung ke konten utama

Lakukan hal gila!


03-10-14

Hari ini hari jumat! Latihan hoki harus lebih intens karena kejuaraan sebentar lagi. Tapi untunglah kejuaraan diundur, gak jadi tanggal 6 besok tapi jadi bulan November.

            Tapi hari ini tetep latihan intensif. Latihan dibagi dua kelompok, yang cewek siang sepulang sekolah, yang cowok sore. Mengapa demikian? Karena kalo siang cowok pada jumatan. Dan jam satu ada latihan futsal di GOR.

            Para member cewek latihan mulai pulang sekolah jam setengah dua belas sampai jam satu. Bentar banget. Gak berasa... huhuhu.  Yang dateng latihan lumayan banyak sekitar sepuluh orang. gak ada pelatih yang datang tapi kita tetap disiplin dan berlatih sepenuh hati.

            Oh iya, belakangan ini banyak yang protes kenapa yang diceritain cuma tim cewek. Kenapa tim cowok gak diceritain. Ada alasan yang bagus kenapa tim cowok jarang diceritain.  Tim cowok itu suka urakan, gak tau aturan dan melakukan hal-hal memalukan yang gak pantas diceritakan. Kalo gak percaya, coba ya kita ikuti kegiatan tim cowok sore ini.

            Sekarang sudah jam tiga dan anak-anak tim cowok mulai latihan. Tapi latihannya gak di GOR soalnya habis futsal, GOR dipake puslatcab voli.  Jadi anak-anak latihannya di lapangan upacara. Latihan fisik, bukan teknik.  Yang coaching Mas Indra. Bro Fay cuma melihat dari kejauhan.

            Yang latihan Steven, Labaik, Awe, Bagas, Rulif, Aji, Satrio, Cholis, Eko, Mursyit,

            Setelah sejam lebih kita latihan, kita mengakhiri latihan dengan peregangan berpasangan. Setiap anak meregangkan lengan dan kaki pasangannya masing-masing. Saat meregangkan bagian kaki, anak-anak terlentang di tanah. Pasangannya mengangkat sebelah kaki lalu menekan telapak kaki. Sensasi setiap melakukan peregangan seperti ini memang sakit-sakit enak gitu.

            Tapi yang bikin heboh adalah Mursyit!! Waktu dia terlentang dan kakinya digituin, mursyit merintih-rintih sambil ngomong  bahasa jepang mencurigakan, “Chotto... Chotto senpai! Dame! Dame!”

Bukan cuma itu, waktu giliran Mursyit meregangkan pasangannya, dengan mesra bilang, “Kimochi desuka? Kimochi...” Anak-anak lain yang ngerti dan familiar dengan dialog itu langsung mendelik ke arah Mursyit!

“Kamu pasti suka nonton video yang enggak-enggak!!!”
“Nggak nonton kok, cuma dengerin suaranya aja...”
“Sama aja!!!”

Kalian mungkin gak paham apa yang sedang terjadi. Gak apa-apa, wajar kok. Soalnya mereka membicarakan hal yang tabu. Tau tabu? Itu loh, sodaranya tempe (itu tahu!).

            Setelah selesai latihan, anak-anak gak langsung pulang tapi duduk melingkar mendengarkan wejangan Mas Indra dan Bro Fay. Mas Indra menyinggung soal teknik dan kedisiplinan waktu latihan. Sedangkan Bro Fay menyampaikan soal hal yang tidak berhubungan dengan latihan. Seperti biasa Bro Fay memberikan motivasi dan pesan moral. Kalo lagi latihan kita siraman keringat tapi kalo ketemu Bro Fay siraman rohani.

Bro Fay berpesan agar anak-anak melakukan banyak hal di ekskul hoki. Jangan berpikir kalo tugas kita cuma latihan rutin untuk diri sendiri dan gak mempedulikan hal lainnya. Seenggaknya ada dua alasan kenapa kita harus peduli dengan teman-teman dan keadaan sekitar kita.

Pertama, hoki itu olah raga tim, sehebat apapun kemampuan kita atau sesuka apapun kita dengan hoki kita gak akan bisa main hoki kalo gak punya teman satu tim.

Kedua, kita juga gak akan bisa main hoki kalo pihak sekolah menghapus ekskul kita. Kita gak akan dapet jatah make lapangan kalo ekskul kita gak dianggap.

Kesimpulannya kita harus menjaga anggota tetap banyak dengan cara mencari anggota baru, mempertahankan anggota yang sudah ada dan mengajak kembali anggota yang jarang datang.

Ditengah penjelasan Bro Fay itu, Mursyit bertanya, “Gimana caranya ngajak temen kita yang udah lama gak ikut Mas? Dia tanya latihan hoki udah sampe mana. Aku jawab udah sampai indian dribble. Terus katanya dia udah jauh ketinggalan. Jadinya dia gak mau ikut lagi. Kalau kayak gitu harus gimana Bro?”

“Hmm... susah juga.” Bro Fay keliatan bingung sejenak tapi raut wajahnya kembali dipenuhi keyakinan, “Yang harus kalian lakukan adalah melakukan semua yang kalian bisa agar kalian berhasil buat dia balik lagi. Aku juga gak tau kalian harus gimana, itu harus kalian cari sendiri.”

“Tapi susah Bro.”

“Justru karena itu kita harus melakukannya. Kalian bakal banyak menghadapi masalah yang sulit dan kelihatan mustahil dilakukan. Tapi justru karena itu kalian harus melakukannya! Semakin besar masalah, semakin besar semangat kita!” Bro Fay menjelaskan dengan menggebu-gebu dan penuh semangat.

Tapi seperti biasa reaksi anak-anak biasa-biasa aja.

Bro Fay melanjutkan pidatonya, “Aku tau kebanyakan dari kalian anak biasa-biasa aja yang gak mau terlibat masalah, tapi untuk membuat ekskul hoki bertahan butuh usaha yang luar biasa. Hoki itu sendiri bukan olah raga biasa. Intinya lakukan hal yang gak biasanya kalian lakukan. Apapun itu. jangan takut salah, jangan ragu, lakukan saja. Kalau ekskul hoki dianggap sebagai ekskul yang  seru, tempat semua orang merasa diterima dan tempat kita bisa bebas berekspresi pasti banyak orang yang akan mendukung kita.”

“Kita bisa bikin Video,” kata Bagas.

“Ide bagus,” Bro Fay menimpali.

“Kita bisa bikin kejuaraan,” kata Aji.

“Bagus itu. Banyak hal yang harus diurus, tapi banyak juga pengalaman yang didapat. ” Lalu Bro Fay memandangi wajah anak-anak satu persatu seakan akan mengakhiri pidatonya. “Singkatnya, kalian harus lakukan hal yang luar biasa, kalian harus lakukan hal yang gak normal, kalian harus LAKUKAN HAL GILA!”

Dengan kata-kata terakhir Bro Fay itu sangat membekas di hati anak-anak. Buktinya selesai latihan Labaik dan Aji lari-lari keliling lapangan upacara gak pake baju!

Kok bisa gitu? Seperti biasa selesai latihan beberapa anak cowok melepas kaosnya karena basah dengan keringat. Labaik dan Aji yang sedang telanjang dada awalnya bercanda dan nyeletuk sekenanya.

“Sambil gak pake baju kayak gini berani gak lari keliling lapangan?” tanya Labaik ke Aji.
“Berani lah!” Kata aji menjawab tantangan itu.
“Kata Bro Fay juga kita harus melakukan hal gila,” kata Labaik.
“Yaudah ayo!” Aji siap-siap lari.
“Ayo!” Mereka berdua pun berlarian dengan telanjang dada dan memutar-mutar kaosnya di udara. Persis orang gila. Anak Paskibra yang habis latihan di sisi lain lapangan cuma bisa geleng-geleng kepala gak paham.

Sedangkan Bro Fay cuma bisa nangis dalam hati, “kalian salah mengartikan kata-kataku...”

Itulah alasan kenapa anak-anak cowok gak diceritakan, karena akan berakibat berlarian telanjang dada tanpa alasan yang jelas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyerah

Aku ingin menyerah. Tapi setelah sekian lama menjadi "fay on fire", memilih untuk menyerah sama sekali tidak mudah. Percayalah... aku ingin sekali bisa pasrah dan menerima bahwa aku payah. Pada dasarnya aku ini orang gak berguna yang gak bisa apa-apa. berpenampilan buruk, pola pikir aneh dan anti sosial. (ya ampun! ngeri banget ya? aku aja jijik sendiri). Krisis kepercayaan diri akut. Sampai suatu ketika aku memutuskan untuk mencoba untuk berpura-pura menjadi seseorang yang benar-benar berbeda: Fay on Fire. Sosok yang penuh percaya diri, positif dan senang berteman. (walau agak bodoh, malu-maluin dan ceroboh). walau pura-pura, lama-lama terbiasa dan menikmatinya. tapi setelah sekian lama, usaha untuk merubah diri tidak memberikan hasil berarti. Tidak pernah mencapai hal-hal hebat yang bisa dibanggakan. Banyak hal terjadi yang sangat aku syukuri. Tapi tetap saja tidak cukup baik. selama ini aku terlalu membanggakan hal-hal kecil yang kucapai padahal kalau dipikir...

Caca Kecetit

08-09-14             Hari senin kita latihan. Tapi latihannya gak bisa di dalem GOR soalnya GOR disewa sama puslatcab voli. Jadi kita latihan fisik di Parkiran mobil di depan GOR. Jangan khawatir, yang latihan banyak kok.             Tapi waktu jogging keliling parkiran mobil bareng anak-anak Caca merasakan sakit yang perlahan menjalar di tengkuknya. Ia memegangi bagian belakang lehernya itu lalu memijatnya. Tapi rasa sakitnya tidak mau hilang. Sepertinya ototnya kram. Akhirnya Caca terus jogging sambil memegang tengkuknya.             Setelah selesai jogging rasa sakit di tengkuk Caca masih ada.             “Caca kenapa?” teman-teman yang lain duduk mengitari Caca karena khawatir.             “Nggak apa-apa kok,” Ca...

nonton futsal

walopun jabatan gue manager tapi setiap latihan gue merangkap jadi pelatih. soalnya pelatih aslinya sibuk. Tapi masalahnya anak-anak hoki agak susah diatur, mungkin karena gaya melatihku yang terkesan seperti bermain-main. motoku kan teman bermain dan belajar. kebetulan hari ini teman seangkatan gue yang anak hoki jg dateng. Langsung aja dia aku suruh jadi pelatih. dia itu temen seperjuangan gue di hoki. Waktu kita kelas 2 sma kita salah satu anggota pertama hoki. Jadi inget masa-masa muda gue. sekarang dia jadi atlet dan berkarir di hoki (di universitasnya emang ada ukm hoki), udah ikut berbagai kejuaraan dimana-mana. Bandung, Jakarta, Bali, semua dia kunjungi berkat hoki. Nah, olahraga hoki bukan olahraga yang bisa dipandang dengan sebelah mata kan?! ini gambar2 latihannya:   mereka bukan lagi bereantem, tapi lagi pemanasan   latihan game setting ada alasannya kenapa para anggota cewe gak ikut latihan. karena mereka siap2 ikut kejuaraan futsal. Kok anak hoki ikut ...