Di lorong kampus aku ketemu salah satu adek kelasku Cewek.
Kita emang biasanya ngobrol ringan gitu kalo ketemu.
Terus adek kelasku itu tanya: Gimana kabarnya?
: Baik...
: Gimana Skripsinya?
: (walau kacau galau) Ya.. lancar-lancar aja.
: Kalau kabar pasangan gimana? udah punya belum.
: (kaget gua sumpah) Ya... belum kepikiran sejauh itu sih.
: Ya mungkin aja kan. Kalo lagi nyari pacar aku lagi kosong kok (orangnya emang berkarakter cuek gitu.)
: Eeh.. (Aku musti kasih reaksi kayak gimana coba? malah aku yang malu. tapi aku liat dia juga agak malu gitu)
Walaupun enggak, tapi rasanya momen itu mendekati momen aku ditembak. Ya... aku jejaka awal 20 tahunan yang gak pernah pacaran, kayaknya wajar deh kalo aku yang ditembak duluan.
Aku gak mau mengekspos dan membahas adek kelasku itu (karena doi juga pasti malu kalo aku mention di sini), tapi kejadian itu mengingatkanku kalau aku ini jomblo ngenes. Seumur hidup gak pernah berstatus sebagai seorang pacar. Hari sabtu yang aku lewati sejak aku lahir sampai sekarang gak pernah aku lewati dengan malam mingguan. Aku gak tau apa itu ngapel, tau juga ngepel.
Terus kenapa aku gak pacaran? Aku bukan tipe orang yang menolak pacaran. Aku juga masih doyan lawan jenis (belum belok, dan jangan sampe belok). Aku gak keberatan kok direpotin pacar. Aku juga mau disayangi dan menyayangi. ugh...
Ada beberapa hipotesis yang dicurigai sebagai penyebab aku masih jomblo. Walau aku gak mau mengakuinya tapi diantaranya mungkin ini:
- Takut ditolak
- Kriteria terlalu tinggi
- Takut menyakiti doi
- Minder
- Menjaga harga
Takut ditolak. mungkin alam bawah sadarku begitu, tapi kamu pikir siapa aku ini?! seluruh kesadaran dan akalku mengatakan bahwa aku gak takut ditolak. Aku pernah melewati hal yang lebih menakutkan dari hanya ditolak cewek. Aku bahkan sempat berpikir untuk sengaja nembak banyak cewek walau kemungkinan ditolak 100 persen untuk membuktikan bahwa aku gak takut ditolak. Tapi sampai sekarang gak aku lakukan... sekarang mulai kepikiran lagi. Hmm...
Kriteria terlalu tinggi. Yah benar, tapi setelah mengidap jomblo menahun saya mulai mengurangi spek dan apapun saya terima. Ibaratnya kalo tiang kampus lagi jomblo dan mau sama aku, pasti aku pacarin.
Takut menyakiti doi. Mungkin karena aku orangnya terlalu perasa, peka dan gak tegaan. Aku bener-bener gak mau ada orang yang terluka karena aku. Mungkin itu juga alasannya aku menjauh dari orang lain. Tapi aku juga ingin keberadaanku bermanfaat bagi orang lain. Aku tau kalau aku ingin memberi aku juga harus bisa menjangkau orang lain. Jadi mungkin aku berpeluang menyakiti orang lain tapi jika aku menutup peluang itu, aku juga menutup peluang untuk dekat dan memberi manfaat pada orang lain. Salah satu ilmu yang harus aku kuasai adalah memaafkan diri sendiri jika menyakiti orang lain dan belajar percaya bahwa orang lain juga pemaaf. salah satu media mempelajari hal itu adalah dengan dekat dengan pasangan (baca: pacar).
Minder. Oh jelas saya minder orangnya. Tapi saya bertekad untuk tidak jadi orang minder. saya harus sukses dan caranya dengan tidak menjadi orang minder. Mungkin dengan berusaha mendapat pacar dan mendekati target akan melatih saya untuk tidak minder.
Menjaga harga. Barang baru kan lebih mahal daripada barang second. Aku mikir kalo aku menyandang predikat belum pernah pacaran pasti hargaku lebih mahal dan bargaining powerku lebih besar. Yah tapi beberapa tahun ini aku memulai pola hidup mengobral harga diri... baca aja isi postingan lain di blog ini.
jadi kesimpulannya: Akankah sayah memulai petualangan cinta penuh mara bahaya di ranah tak terjamah dari hati yang tak pernah terasah?
saksikan di episode selanjutnya!!
Komentar
Posting Komentar