11-10-14
Gak tau ada apa hari ini, tapi banyak banget terjadi kecelakaan waktu latihan. Banyak yang kena bola nyasar, terjatuh malah kena stick. Memang sih hoki itu olah raga yang berbahaya. Harus ekstra hati-hati memainkannya.
Yang paling parah mungkin Shasha. Tau Shasha kan? Anak kelas satu berkerudung berwajah lembut dan kalem. Shasha suka anime dan budaya jepang lainnya.
Shasha kena stick waktu game. Akhirnya bibir Shasha sedikit berdarah.
“Udah kalian jangan ikut hoki lagi. Bahaya!” kata Bro Fay yang memang gampang khawatir.
“Nggak mau Bro!” kata Shasha.
Walaupun dengan semua pertanda buruk ini, anak-anak tetap melanjutkan latihan. Jam sudah menunjukkan pukul 1 lewat. Ini adalah pertandingan terakhir dengan pemain-pemain paling jago termasuk para alumni. Dan permainan semakin keras.
Terjadi pelanggaran di area circle dan terjadi shot corner. Kedua tim bersiap-siap. Keadaan saat tegang. Ada firasat buruk yang sangat kuat dan seharusnya mereka tidak mengabaikannya.
Passing sudah dilakukan. Tim bertahan segera mengejar bola. Mas Icul menerima bola dan bersiap melakukan shooting untuk mencetak gol. Tapi Mas Icul tidak segera melakukan shooting. Waktu yang hanya sepersekian detik itu cukup untuk membuat pemain bertahan menutup jalur bola. Tapi Mas Icul memaksakan melakukan shooting dengan keras. Bola terkena stick pemain bertahan dan terpantul ke atas. Dengan cepat bola mengenai wajah Mas Eko!
Mas Eko yang terkena head shot itu tumbang seketika. Meringkuk di lapangan sambil menutupi mukanya. Anak-anak panik. Tapi yang paling panik Mas Icul.
Semua anak mengerumuni Mas Eko. Terlihat sepintas warna merah di wajah Mas Eko. Waktu Mas Eko mulai menyingkap wajahnya terlihat darah merah segar di area alis sebelah kirinya. “AAAH!!!” terdengar suara panik para cewek.
“Panggil PMR”
“Udah nggak apa-apa,” kata Mas Eko sok jago.
Bro Fay buru-buru menghampiri Shasha. Dengan wajah panik Bro Fay bilang, “Sha, ada yang lebih parah dari kamu. Jadi jangan khawatir.”
“Broo!!!” ini bukan waktunya bilang gitu Bro.
Lalu Bro Fay ikut keluar bersama anak-anak lain yang mencari anak PMR. Tapi di depan GOR Bro Fay bertemu Ayang.
“Eh Ayang,” sapa Bro Fay tapi wajahnya masih agak panik. Ayang kayak sedikit ketakutan lihat Bro Fay. Memang sih wajah Bro Fay kayak penampakan. Tapi bukan karena wajah Bro Fay, mungkin karena merasa bersalah gak latihan hari ini.
“Halo Bro,” Ayang menyapa Bro Fay dan mengajak tos. “Maas Bro aku tadi renang.”
“Iya gak apa-apa. Untung kamu gak latihan hari ini. Banyak yang celaka. Itu aja ada yang berdarah parah kena bola.”
“Wah kasihan Bro.”
Bro Fay melihat rambut Ayang yang terurai lurus mulus bagai jalan tol. Dalam hati Bro Fay berkata, “Bagus banget rambutnya.”
Sementara Ayang juga melihat rambut Bro Fay. Dalam hati Ayang berkata, “Jelek banget rambutnya.”
Oh iya, Bro Fay habis potong rambut lho. Soalnya rambut Bro Fay udah kepanjangan dan kelihatan jelek. Tapi setelah dicukur malah makin jelek. Eh tunggu dulu...
Komentar
Posting Komentar