nah yang gayanya ekspresif sampemiring-miring itu yuvina!disebelahnya caca.
Mbak Windy: pertukaran pelajar? dituker sama apa yuv? badak bercula satu?
Yuvina: bukaaan mbak!
26-04-14
Di dalam GSG. Beberapa anak di pinggir lapangan. yg lain game. Sedang shot corner 4 vs 4.
Irul, bro Fay, mbak windy, steven kena shot corner.
Mereka menuju sisi gawang. Irul menempatkan diri di pinggir tiang. Bro fay bergeser memberi ruang.
Bro fay: kamu pelari pertama rul?
Irul: iya bro *pelan dan gak yakin.
Bro fay: kamu aku dorong ya?
Irul: ndak usah bro *pelan gak yakin sopan.
Mb windy ketawa khas, ahahaha. Irul kalo ngomong gitu bro. Ndak usah... sopan kalem... kalo aku po’o. Ndak usah! Ngapain sih bro! Hahaha
Bro fay: iya hahaha. Aku langsung jleb dan minta pergantian pemain. Gak kuat! Aku cedera! Hatiku cedera. Hahaha. Tapi gini-gini irul ketua SHC.
Irul mendengarkan mbak windy dan bro fay sambil merenung: bener juga... aku kan orangnya kalem dan pendiam. Aku kayak kukang. Males gerak. Aku juga gak tau kenapa orang kayak aku jadi ketua. tapi aku tetap ketua. Dan ketua punya tanggung jawab.
Irul yang melamun dikagetkan teriakan bro fay: rul bolanya!
Irul berlari. Dalam larinya irul berucap dalam hati: karena tanggung jawab itu aku harus berusaha lebih keras. Bahkan kukang seperti aku juga bisa berlari.
Bro fay mendorong irul: iruuul!
Irul yang didorong berujar dalam kalbu: aku juga gak sendiri. Ada bro fay dan yang lain yang mendorongku dari belakang.
Irul berlari: karena itulah! Sebagai ketua! Aku gak akan kalah! *irul dipenuhi oleh tekad!
***
Dari pintu muncul yuvina dan temannya franca. Yuvina memakai kaus dan celana jins. Rambutnya yang sebahu dikuncir.
Mata yuvina yang besar makin membesar karena semangat: ca, aku main dulu sebentar ya.
Yuvina menaruh tasnya di tribun dan langsung main ke lapangan.
Dengan lincah ia berlari kesana-kemari mengejar bola. Dengan badannya yang petit makin membuat yuvina seperti anak kecil yang gembira bermain bersama teman-temannya.
Sementara di tribun franca ngobrol dengan brofay.
Bro fay: ah, kenalin aku senior yuvina biasa dipanggil bro fay.
Franca: aku franca mas. Tapi dipanggil caca aja.
Irul memperhatikan dari jauh: wah bro fay beraksi. Bro fay ini suka ngobrol personal dengan satu orang. setiap sebelum atau setelah latihan bro fay pasti ngobrol dengan anak-anak satu persatu. Aku pikir cuma dengan anak hoki aja.
Bro fay: caca teman sekelasnya yuvina?
Caca: iya, bukan cuma temen sekelasnya kita sahabatan dan kemana-mana bareng. Kita suka curhat-curhatan juga.
Bro fay: wah hebat dong. Menurut caca, yuvina itu anaknya kayak gimana?
Caca: ehm.. gimana ya... dia itu pinter, aktif, banyak prestasinya.
Bro Fay: iya bener. Yuvina itu... terus terang, ekspresif, ceria.
Caca: iya, kalau seneng, seneng banget, tapi kalau sedih bisa beneran nangis.
Bro fay: iya, yuvina memang anak yang kayak gitu.
Sambil mendengarkan, irul menatap yuvina yang sedang bermain. Keringat mengalir di wajah nya yang terlihat hidup, “Yuvina... dulu juga...”
Tiba-tiba yuvina melihat ke arah irul. Irul kaget dan memalingkan pandangannya.
***
Di pintu gor.
Yuvina: Bro aku pamit dulu ya.
Bro fay: iya. Aku kira kamu bakal latihan sampe selesai.
Yuvina: enggak bro. Persiapan besok aku mau ikut seleksi pertukaran pelajar ke luar negeri.
Bro fay: seriusan? Semangat-semangat! Kalau yuvina pasti bisa.
Yuvina: ya doain aja ya bro.
Bro fay: pasti.
Raut wajah Bro fay tampak terlihat ragu: sebenernya aku mau kasihkan sesuatu, tapi mungkin lain kali aja nunggu kamu selesai seleksi pertukaran pelajar.
Yuvina: Apaan bro fay? Aku nanti malah penasaran.
Bro fay: haha, bener juga. Aku ambilin deh.
Bro fay mengambil map dari tasnya.
Yuvina: apa ini bro?
Bro fay: sesuatu dari zaman lahirnya ekskul hoki 6 tahun lalu. Baru boleh kamu baca senin. Janji ya.
Iya bro.
***
Epilogue
*Irul yang duduk di tribun mendengarkan lagu dari head set.
*Terdengar intro aitakata.
yuvina itu... gadis aitakata.
Bersepeda ku menanjaki bukit itu. Sekuat tenaga kukayuh pedalnya
Angin pun mulai menghembus kemejaku. Kurasa masih kurang cepat.
Akhirnya kusadari. perasaan sebenarnya. Ingin jalani sejujurnya. Hanya di jalan ini kuakan terus berlari.
Jika kusuka kan kukatakan suka. Dari hatiku terbuka kukatakan.
Yuvina ada di depanku setelah begitu saja meninggalkan sepedanya. Keringatnya mengalir di wajahnya dan nafasnya terengah-engah.
“aku...” matanya melebar dan berkilauan. Terus terang terpancar dari wajahnya. “aku suka!”
Irul pingsan karena khayalannya sendiri.
Komentar
Posting Komentar